Khamis, 13 Februari 2025

Aceh Bersimbah Darah


Operasi Militer (DOM). Ribuan nyawa melayang melalui proses eksekusi yang paling keji dan primitif yang pernah dikenal dalam sejarah politik kekerasan (the politics of violence) di dunia ini. Yang ada dalam ingatan masyarakat Aceh hanyalah sebentuk bayangan tentang kenangan pahit akan kegetiran yang sulit digambarkan bagi verstehen (pemahaman) sejarah generasi mendatang. Apa yang terjadi di Aceh sudah bukan sekedar tragedi lagi, melainkan melebihi itu, suatu "sejarah statistik." Di mana orang-orang hanya memperdebatkan soal jumlah korban tanpa ada satu usaha merehabilitasi peradaban Muslim Aceh pasca DOM. Orang-orang Muslim di Aceh hanya dipandang sebagai deretan angka-angka, tanpa ada makna kemanusiaan di dalamnya.


Buku yang ditulis oleh seorang ilmuwan politik muda, selain menguraikan kisah-kisah tragis dan banjir darah di Aceh akibat diberlakukannya status Daerah Operasi Militer (DOM), juga menggulirkan pemikiran baru tentang konsep pembangunan di Aceh pasca DOM. Apakah suatu bentuk status otonomi ataukah federal ataukah Islamisasi? Yang jelas dengan memberikan peranan daerah yang lebih luas berarti memberikan suatu akomodasi politik yang dulu pernah dituntut Aceh. Sebab belum bisa hilang dari ingatan akibat ulah rezim orde baru, rakyat Muslim Aceh selain terpinggirkan perannya, juga telah tercabuti hak dan martabatnya sebagai manusia.


Aceh Bersimbah Darah - Al-Chaidar, DKK (1999 oleh Pustaka Al-Kautsar)


*DM IG   Boox.id  untuk harga 

Tiada ulasan:

Catat Ulasan