Jumaat, 29 Disember 2017

Belanda Mengakui Perang yang Paling Sulit,Perang dengan Rakyat Aceh


Tribunbarat.com - Jika ada orang yang bertanya bagaimana orang Aceh? Senouck Hurgronje. Orang aceh pasti tidak asing dengan Senouck Hurgronje,ia menilai bahwa orang aceh Punya pendapat seperti ini: Aceh adalah sebuah negeri yang sudah tua, rakyatnya keras, dan fanatic terhadap agama (Islam). Pendapat Senouck ini bukan tidak beralasan.

Selama bertahun-tahun penasehat pemerintah Hindia Belanda ini mengkaji masalah Aceh, akhirnya Senouck Hurgronje berkesimpulan bahwa masyarakat Aceh adalah masyarakat yang Berani, mereka patut dibanggakan atas keberanian dan kegigihannya melawan kaum penjajah.

Keberanian masyarakat Aceh juga terlihat dalam hampir setiap gerak kesenian yang dimainkan. Dalam seni tradisional Seudati misalnya, kalau kita jeli memperhatikan gerak seni Seudati yang dimainkan orang Aceh ini, jelas terliihat gerakan tariannya menggambarkan sebuah karakter masyarakat Aceh yang sangat berani.

Gerakan-gerakan yang dibangun dalam seni Seudati orang Aceh ini mirip seperti orang berperang gerilya. Kadang mereka mudur, lalu maju. Kemudian menghindar, tiba-tiba maju lagi seperti orang membuat serangan perang.

Dilihat dari sikap mental, menurut Prof. Abou Bakar Aceh (seoranng sejarawan), orang Aceh ini hampir mirip sifatnya dengan orang Badui di Jazirah Arab.

Kesamaan ini menurut Abou Bakar, karena selan orang Aceh memiliki watak yang keras,yang sama kerasnya dengan kaum Badui di tanah Arab,tapi di balik ini orang Aceh juga memilki sifat yang sangat lembut. Artinya, orang Aceh lebih merasakan sesuatu dengan perasaannya.

Kelembutan sifat orang Aceh ini tercermin dalam setiap tutur kata yang lemah-lembut dan penuh seni. Sehingga jangan heran, kalau masyarakat Aceh memiliki kekayaan sastra yang sangat tinggi nilainya.

Pada dasarnya, masyarakat Aceh memang memiliki kelembutan sifat yang terpuji. Meski berwatak keras, tapi memiliki sifat yang sangat ramah. Keramah-tamahan sifat orang Aceh ini selain tercermin dalam bahasanya (baca hikayat Aceh) juga terlihat dalam sifatnya keramahannya dalam memuliakan tamu.
Orang Aceh sangat menghargai dan memuliakan setiap orang luar yang datang berkunjung ke derehanya.

Memuliakan tamu (pendatang) bagi orang Aceh adalah suatu kewajiban yang diyakini sebagai anjuran dari ajaran agama yang dianutnya, itu ajaran agama Islam.

Karena ajaran Islam mengamanahkan, apa bila datang tamu pada saat kita sedang makan, dan makanan lain tidak tersedia. Maka makanan yang sedang dimakan itu harus dibagi kepada tamu yang datang.

Anjuran agama ini sangat dipegang teguh oleh orang Aceh. Karenanya jangan heran, bila Anda datang ke kampung-kampung di Aceh, Anda pasti akan disungguhkan sesuatu makanan sebagai tanda mulia orang Aceh pada tamunya.

Selain itu, orang Aceh juga memiliki sifat toleransi sosial yang sangat tinggi. Hal ini tercermin dalam sifat tolong-menolong antar sesama. Baik dalam bentuk yang bersifat material, maupun dalam bentuk fisik (pikiran) dan ternaga.

Sehingga bila ada musibah atau kemalangan yang dialami oleh seorang warga masyarakat di Aceh, maka warga lainnya datang beramai-beramai membatu warga yang terkena musiabah atau kemalangannya.

Yang menariknya lagi dari sifat orang Aceh adalah mereka sangat mudah memaafkan kesalahan orang lain, dan sangat mudah diajak berdamai dalam menyelesaikan setiap persoalan (konflik) yang terjadi, baik antar sesama warga maupun dengan orang lain.

Orang Aceh jelas sekali terlihat bagaimana sifat rasa pemaaf orang Aceh yang luar biasa terhadap kesalahan orang lain,Meskipun kesalahan orang yang dilakukan terhadapnya hingga membawa kehilangan nyawa.

Namun bagi orang Aceh kesalahan orang tersebut masih bisa dimaafkan dengan cara damai,dan setelah itu mereka tidak lagi menaruh dendam dan dengki terhadap kesalahan orang yang telah dimaafkan.

Sifat orang Aceh juga menjadi sangat keras,tergantung dengan kondisi Sifat itu,memang terbukti dalam pengalaman sejarah Belanda di Aceh.

Makin keras Belanda ingin menaklukan Aceh, makin keras pula orang Aceh melawannya. Hingga Belanda mencatat dalam sejarahnya, dari keseluruhan perang yang pernah mereka lakukan di Nusantara.

Perang yang peling besar dan yang paling sulit mereka hadapi adalah,Perang dengan rakyat Aceh. Begitulah watak dan sifat orang Aceh.

Sumber : acehtourism


Kisah Dusun Legetang, Yang Hilang Dalam Semalam.

Moslemcommunity.net - Ada sekelumit kisah nyata yang pernah terjadi pada sebagian bangsa ini yang mungkin kita telah lupa. Dan sayangnya, peristiwa yang penuh dengan pelajaran ini sama sekali tidak disinggung-singgung sedikit pun di dalam buku pelajaran di sekolah. Kita dan anak-anak kita tidak pernah tahu jika ada suatu desa yang penduduknya nyaris sama dengan kaum Sodom-Gomorah, senang bermaksiat, yang terkubur seluruhnya dalam satu malam hingga tidak bersisa. Satu desa bersama seluruh penduduknya lenyap dalam satu malam tertutup puncak sebuah gunung yang berada agak jauh dari lokasi desa itu.

Inilah kisah tentang Dukuh Legetang, yang masuk dalam wilayah Banjarnegara, Jawa Tengah. Kejadiannya di tahun 1955.

Namun sebelumnya, bila anda terlalu penasaran dan bosan membaca tulisan, ada baiknya mendegarkan ceramah Ustadz ini ketika menjelaskan dusun Legetang. Video bisa ditonton di bawah ini...

Oke sekarang lanjut

Pada saat itu, Dukuh Legetang yang terletak di Desa Pekasiran, Kecamatan Batur, Banjarnegara, merupakan sebuah dukuh yang makmur. Berbagai kesuksesan di bidang pertanian menghiasi kehidupan dukuh (desa) itu.

Penduduknya cukup makmur dan kebanyakan para petani yang cukup sukses. Mereka bertani sayuran, kentang, wortel, kobis, dan sebagainya.

Berbagai kesuksesan duniawi yang berhubungan dengan pertanian menghiasi dukuh Legetang. Misalnya apabila di daerah lain tidak panen tetapi mereka panen berlimpah. Kualitas buah dan sayur yang dihasilkan juga lebih baik dari yang lain.

Namun bukannya mereka bersyukur, dengan segala kenikmatan ini mereka malah banyak melakukan kemaksiatan. Barangkali ini yang dinamakan “istidraj” atau disesatkan Allah dengan cara diberi rezeki yang banyak namun orang tersebut akhirnya makin tenggelam dalam kesesatan.

Masyarakat Dukuh Legetang umumnya ahli maksiat. Perjudian di dukuh ini merajalela, begitu pula minum-minuman keras. Tiap malam mereka mengadakan pentas Lengger, sebuah kesenian tradisional yang dibawakan oleh para penari perempuan, yang sering berujung kepada perzinaan. Ada juga anak yang malah melakukan kemaksiatan bersama ibunya sendiri. Beragam kemaksiatan lain sudah sedemikian parah di dukuh ini.

Pada suatu malam, 17 April 1955, turun hujan yang amat lebat di dukuh itu. Tapi masyarakat Dukuh Legetang masih saja tenggelam dalam kemaksiatan. Barulah pada tengah malam hujan reda. Tiba-tiba terdengar suara keras seperti sebuah bom besar dijatuhkan di sana, atau seperti suara benda yang teramat berat jatuh. Suara itu terdengar sampai ke desa-desa tetangganya. Namun malam itu tidak ada satu pun yang berani keluar karena selain suasana teramat gelap, jalanan pun sangat licin.

Pada pagi harinya, masyarakat yang ada di sekitar Dukuh Legetang yang penasaran dengan suara yang amat keras itu barulah keluar rumah dan ingin memeriksa bunyi apakah itu yang terdengar amat Cumiakkan telingan tadi malam. Mereka sangat kaget ketika di kejauhan terlihat puncak Gunung Pengamun-amun sudah terbelah, rompal. Dan mereka lebih kaget bukan kepalang ketika melihat Dukuh Legetang sudah tertimbun tanah dari irisan puncak gunung tersebut. Bukan saja tertimbun tapi sudah berubah menjadi sebuah bukit, dengan mengubur seluruh dukuh beserta warganya. Dukuh Legetang yang tadinya berupa lembah, kini sudah menjadi sebuah gundukan tanah baru menyerupai bukit. Seluruh penduduknya mati. Gegerlah kawasan Dieng…

Seperti diceritakan oleh salah satu saksi hidup peristiwa ini, Toyib (71) ‘’Suara ‘guntur ’-nya (sebutan longsor di daerah setempat) itu sampai terdengar ke rumah saya. Padahal, rumah saya Desa Kepakisan,’’ kisah Toyib yang saat peristiwa itu berusia 11 tahun. Lanjut Toyib, akan tetapi karena gelapnya malam dan hawa dingin menusuk tulang, membuat warga yang mendengar suara mengejutkan itu tidak berani keluar rumah untuk memeriksanya.

Baru esok paginya diketahui, ternyata suara itu berasal dari longsoran lereng sisi tenggara Gunung Pengamun-amun yang tepat menimpa Dukuh Legetang. Dari kejauhan terlihat puncak Gunung Pengamun-amun sudah ‘rompal’ (Jw. Terbelah).

Bukan saja tertimpa tapi juga berubah menjadi sebuah bukit yang mengubur seluruh dukuh beserta warganya. Dukuh Legetang yang tadinya berupa lembah, kini berubah menjadi gundukan tanah menyerupai bukit.

Menyadari peristiwa itu, sontak masyarakat di sekitar Dukuh Legetang terkejut. Kemudian banyak yang berteriak ‘Legetang guntur !’, situasi saat itu menjadi ramai dan membuat masyarakat berbondong-bondong untuk melihat lokasi kejadian.

‘’Walaupun dusun yang lain juga hampir sama, tapi Dukuh Legetang sudah terlalu parah, terutama maksiat-maksiat masalah seks bebas,’’ kata Toyib.

Dari 351 korban jiwa, terdapat 19 orang yang berasal dari luar Dukuh Legetang. Sementara itu, masih ada dua orang warga asli Legetang yang selamat dari bencana tersebut.

‘’Yang hidup cuma disisakan dua sama Allah, itu perempuan semua. Mungkin disisakan dua biar untuk sejarah keadaan desa sini, tapi sekarang sudah meninggal,’’ imbuhnya.

Masyarakat sekitar terheran-heran. Seandainya Gunung Pengamun-amun sekedar longsor, maka longsoran itu pasti hanya akan menimpa lokasi di bawahnya. Akan tetapi kejadian ini jelas bukan longsornya gunung. Antara Dukuh Legetang dan Gunung Pengamun-amun terdapat sungai dan jurang, yang sampai sekarang masih ada. Namun sungai dan jurang itu sama sekali tidak terkena longsoran. Jadi kesimpulannya, potongan gunung itu malam tadi terangkat dan jatuh menimpa dukuh Legetang.

Siapa yang mampu mengangkat separo gunung itu kalau bukan Allah Yang Maha Kuasa?

Dan apabila gunung-gunung diterbangkan,” (QS. at-Takwir: 3).

Untuk memperingati kejadian itu, pemerintah setempat mendirikan sebuah tugu yang hari ini masih bisa dilihat siapa pun.

Ditugu tersebut ditulis dengan plat logam:

“TUGU PERINGATAN ATAS TEWASNJA 332 ORANG PENDUDUK DUKUH LEGETANG

SERTA 19 ORANG TAMU DARI LAIN-LAIN DESA

SEBAGAI AKIBAT LONGSORNJA GUNUNG PENGAMUN-AMUN

PADA TG. 16/17-4-1955″

Salah seorang saksi tragedi Legetang, Suhuri warga Pekasiran RT 03/04 yang kini berusia sekitar 72 tahun mengatakan, musibah terjadi malam hari pukul 23.00 saat musim hujan. ”Saya dan beberapa teman malam itu tidur di masjid. Saya baru dengar kabar gunung Pengamunamun longsor jam tiga pagi,” katanya. Suhuri mengaku lemas seketika begitu mendengar kabar tersebut, karena kakak kandungnya, Ahmad Ahyar, bersama istri dan 6 anaknya tinggal di dusun Legetang. Namun Suhuri maupun keluarganya dan warga lain tak berani langsung ke dusun yang berjarak sekitar 800 meter dari pusat desa Pekasiran, karena beredar kabar tanah dari lereng gunung Pengamunamun masih terus bergerak.

Lenyapnya desa Legetang dan penghuninya juga menyimpan misteri, karena Suhuri dan beberapa warga Desa Pekasiran lain seusianya yang kini masih hidup mengatakan, antara kaki gunung sampai perbatasan kawasan pemukiman di dusun itu sama sekali tidak tertimbun, padahal jaraknya beberapa ratus meter. ”Longsoran tanah itu seperti terbang dari lereng gunung dan jatuh tepat di pemukiman. Sangat aneh”, kata Suhuri sembari menjelaskan, gejala lereng gunung akan longsor sudak diketahui 70 hari sebelum kejadian. Para pencari rumput pakan ternak dan kayu bakar untuk mengasap tembakau rajangan di samping untuk memasak, melihat ada retakan memanjang dan cukup dalam di tempat itu. Tapi tanda-tanda tadi tak membuat orang waspada, meski sering jadi bahan obrolan di Legetang. Orang baru menghubung-hubungkan soal retakan di gunung itu setelah Legetang kiamat,” katanya.

Waktu itu semua orang tercengang dan suasana mencekam melihat seluruh kawasan dusun Legetang terkubur longsoran tanah. Tak ada sedikit pun bagian rumah yang kelihatan. Tanda-tanda kehidupan penghuninya juga tak ada, kenang Suhuri.

Sungguh kisah tenggelamnya dukuh Legetang ini menjadi peringatan bagi kita semua bahwa azab Allah swt yang seketika itu tak hanya terjadi di masa lampau, di masa para nabi, tetapi azab itu pun bisa menimpa kita di zaman ini. Bahwa sangat mudah bagi Allah swt untuk mengazab manusia-manusia lalim dan durjana dalam hitungan detik. Andaikan di muka bumi ini tak ada lagi hamba-hamba-NYa yang bermunajat di tengah malam menghiba ampunan-Nya, mungkin dunia ini sudah kiamat.

Jika Anda dari daerah Dieng menuju ke arah (bekas) dukuh Legatang maka akan melewati sebuah desa bernama Pakisan. Sepanjang jalan itu Anda mungkin akan heran melihat wanita-wanitanya banyak yang memakai jilbab panjang dan atau cadar. Memang sejak dulu masyarakat Pakisan itu masyarakat yang agamis, bertolak belakang dengan dukuh Legetang, tetangga desanya yang penuh dengan kemaksiatan. Ketika kajian triwulan Forum Komunikasi Ahlussunnah wal Jamaah Kabupaten Banjarnegara bertempat di Pakisan, maka masyarakat Pakisan berduyun-duyun ke masjid untuk mendengarkan kajian dari Ustadz Muhammad As Sewed. Ya, hampir semua masyarakat Pakisan aktif mengikuti kajian dan da’wah.

Alhamdulillah.

Wallahu a’lam bisshawab.

Sumber:  MuslimComunity

PUSTAKA TANOH ABEE [1] : TERTUA DI ASIA TENGGARA

Perpustakaan Tanoh Abee yang terdapat di Desa Tanoh Abee, Kecamatan Seulimum, Kabapaten Aceh Besar. Menurut hasil penelitian Arkeologi Islam Indonesia, perpustakaan tersebut merupakan satu-satunya perpustakaan Islam tertua di Nusantara, bahkan termasuk perpustakaan Islam yang paling tua di Asia Tenggara.

CIKAL

Keberadaan perpustakaan Tanoh Abee ini tak terlepas dari sejarah pendirian sebuah pesantren (dayah) yang dibangun oleh ulama asal negeri Baghdad, bernama Fairus Al-Baghdady yang datang ke Aceh pada masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda (1607-1636 M).

Fairus hijrah ke Aceh waktu itu bersama 7 saudaranya. Empat orang, termasuk Fairus menetap di wilayah Aceh Besar. Tiga saudara lainnya menyebar ke Pidie dan Aceh Utara.

Diperkirakan Fairus Al-Baghdady inilah sebagai ulama yang mula-mula membangun pesantren (dayah) tersebut, yang kemudian dikenal dengan pesantren Tanoh Aceh sebagai cikal-bakal dari perpustakaan kuno Tanoh Abee sekarang ini.

Karena di dalam pesantren tersebut tersimpan ribuan kitab tulisan tangan karya para ulama Aceh terdahulu.

PEWARIS

Perpustakaan yang terletak di kaki gunung Seulawah yang berjarak sekitar 42 km ke arah Timur Kota Banda Aceh, atau sekitar 7 km ke pedalaman sebelah Utara ibukota Kecamatan Seulimum ini, dikelola secara turun temurun sejak 600 tahun lalu.

Mulai dari pendirinya Syeh Fairus Al-Baghdady pada masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda, diteruskan oleh seorang anaknya bernama Syeh Nayan. Kemudian Syeh Nayan ini mewariskan kembali perpustakaan tersebut sekaligus pesantrennya bernama Syeh Abdul Hafidh.

Selanjutnya beralih ke tangan Syeh Abdurrahim, yang menurut catatan sejarah, Syeh Abdurrahim termasuk pewaris pesantren Tanoh Abee yang sangat banyak mengumpulkan naskah-naskah kuno untuk menjadi koleksi perpustakaan.

Dari Syeh Abdurrahim perpustakaan dan pesantren ini diwarisi oleh Syeh Muhammad Saleh. Diteruskan oleh anaknya Syeh Abdul Wahab. Kemudian Syeh Muhammad Sa’id.

Dari Muhammad Sa’id pesantren ini diurus oleh Teungku Muhammad Ali, hingga kemudian jatuh kepada pewaris terakhir sekarang ini, yaitu Al-Fairusy, sebagai pewaris urutan ke-9.

DISALIN

Dari pewaris terakhir inilah penulis memperoleh sejumlah keterangan tentang sejarah dan keberadaan perpustakaan kuno Tanoh Abee.

Dari 9 orang keturunan yang mewariskan perpustakaan ini, yang menonjol kemajuannya adalah pada masa kepemimpinan Syeh Abdul Wahab (pewaris ke-6).

Syeh Abdul Wahab inilah yang kemudian dikenal sebagai ulama besar yang berpengaruh di Aceh dengan sebutan Teungku Chik Tanoh Abee.

Ketika pesantren Tanoh Abee berada di bawah kepemimpinannya, hampir seluruh perhatian Syeh Abdul Wahab dicurahkan untuk memajukan perpustakaan. Ia sangat berminat agar perpustakaan pesantren Tanoh Abee menjadi sebuah perpustakaan Islam terbesar di Nusantara, dan bahkan dapat menjadi perpustakaan Islam terbesar di Asia Tenggara.

Untuk mengujudkan cita-cita itu, Syeh Abdul Wahab menyalin ribuan kitab berbahasa Arab ke dalam bahasa Jawi dari berbagai ilmu pengetahuan untuk menjadi perbendaharaan perpustakaan Tanoh Abee.

Hal yang menyedihkan ketika ulama Nuruddin Ar-Raniry memusnahkan kitab-kitab karya ulama Sufi terbesar di Aceh, yaitu Syeh Hamzah Fansuri, karena ajarannya dianggap “sesat” oleh Nuruddin Ar-Raniry.

Orang memperkirakan dengan kejadian itu semua kitab Hamzah Fansuri telah habis dibakar saat itu. Ternyata sebahagian besar kitab-kitab dari karya Hamzah Fansuri yang ditulis tangan masih sempat diselamatkan di perpustakaan Tanoh Abee hingga sekarang ini.

RUSAK

Sejumlah naskah kuno, kitab hasil karangan para ulama Aceh terdahulu, hingga akhir abad ke-18 diperkirakan sekitar 10.000 buah naskah (tulis tangan) tersimpan di perpustakaan ini.

Namun dalam perjalanan waktu naskah-naskah tersebut banyak yang lapuk dan rusak akibat tidak mendapat perawatan sebagaimana mestinya.

Selain itu, naskah-naskah tersebut juga banyak yang dimusnahkan dan dicuri oleh Belanda ketika mereka masuk ke Tanoh Abee waktu itu.

Kini menurut cerita Tgk. M. Dahlan Al Fairusy selaku pimpinan pesantren sekaligus pengelola perpustakaan kuno Tanoh Abee ini, jumlah kitab yang masih tersisa di perpustakaan ini sekitar 3.000 naskah lagi. Sebagian disimpan di pesantren dan sebagian lagi tersimpan di rumah Tgk. Dahlan agar tidak sampai hilang.

[H.Harun Keuchik Leumiek]

Sumber  : A.S.A

Jumaat, 15 Disember 2017

Nota Kesepahaman RI-GAM

Nota Kesepahaman 
antara 
Pemerintah Republik Indonesia 
dan 
Gerakan Aceh Merdeka 

Pemerintah Republik Indonesia dan Gerakan Aceh Merdeka (GAM) menegaskan
komitmen mereka untuk penyelesaian konflik Aceh secara damai, menyeluruh,
berkelanjutan dan bermartabat bagi semua.

Para pihak bertekad untuk menciptakan kondisi sehingga pemerintahan rakyat
Aceh dapat diwujudkan melalui suatu proses yang demokratis dan adil dalam
negara kesatuan dan konstitusi Republik Indonesia. 
 
Para pihak sangat yakin bahwa hanya dengan penyelesaian damai atas konflik
tersebut yang akan memungkinkan pembangunan kembali Aceh pasca Tsunami tanggal 26 Desember 2005 dapat mencapai kemajuan dan keberhasilan.
Para pihak yang terlibat dalam konflik bertekad untuk membangun rasa saling
percaya. 
 
Nota Kesepahaman ini memerinci isi persetujuan yang dicapai dan prinsip￾prinsip yang akan memandu proses transformasi. 
 
Untuk maksud ini Pemerintah RI dan GAM menyepakati hal-hal berikut: 
 
1. Penyelenggaraan Pemerintahan di Aceh 
 
1.1. Undang-undang tentang 
Penyelenggaraan Pemerintahan di Aceh 
 
1.1.1. Undang-undang baru tentang 
Penyelenggaraan Pemerintahan di Aceh
akan diundangkan dan akan mulai berlaku sesegera mungkin dan
selambat-lambatnya tanggal 31 Maret 2006.
 
1.1.2. Undang-undang baru tentang Penyelenggaraan Pemerintahan di Aceh
akan didasarkan pada prinsip-prinsip sebagai berikut:

Dowload file penuh  Disini

Warning  !
           Terjemahan resmi ini telah disetujui oleh delegasi RI dan GAM. Hanya terjemahan resmi ini yang digunakan dalam bahasa Indonesia. Teks Asli tertulis dalam bahasa Inggris yang ditandatangani 
di Helsinki, Finlandia 15 Agustus 2005

Khamis, 14 Disember 2017

Lirik Lagu Mauj'u Qalbi

                            ~موجوع قلبي~
                        ~Hatiku tersakiti~

موجوع قلبي,, والتعب بيه
Hatiku tersakiti,, dan aku lelah

من اباوع على روحي,, ينكسر قلبي عليه
Tak bisa ku lihat jiwaku, hatiku hancur

تعبان وجهي,, وعيوني قهرتني
Sudah lelah hatiku,, dan air mataku mengalahkanku

دنيا شلت حال حالي,, وبحياتي كرهتني
Dunia melupakan keadaanku,, dan membuatku benci kehidupanku

كرهت الحب,, ماريده دمرني
Aku benci cinta, tak ingin mengulanginya lagi cinta yang menghancurkanku

طيب اني وادري طيبي,, لهالحال وصلني
Aku baik-baik saja, karena itu ku tahu keadaan menimpaku

موجوع قلبي,, والتعب بيه
 Hatiku tersakiti, dan aku lelah

من اباوع على روحي,, ينكسر قلبي عليه 
Tak bisa ku lihat jiwaku, hatiku hancur

كل يوم صدمه اقوى من اللي قبلها
Setiap hari menimpa masalah yang lebih berat dari sebelumnya
اني واصل بالشدايد شده محد واصل الها
Aku telah merasakan berbagai kesengsaraan, kesengsaraan yang tiada seorang pernah merasakannya

محد وقفلي من كنت محتاج وقفه
Tiada seorang pun yang mengerti padaku disaat aku membutuhkannya

الصلابه بهالناس,, مدري هاي الدنيا صلبه 
Kekejaman manusiakah? aku tak tahu atau dunia yang kejam

دخيل الله,, من الدنيا من العالم
Ya Allah lindungilah aku dari (kejamnya) dunia dari alam semesta

ربي خلي هذا همي,, نهاية كل ظالم
Tuhanku, damaikanlah keresahan ini (dengan) berakhirnya segala kedhaliman

موجوع قلبي,, والتعب بيه
Sakit hatiku, dan aku sangat lelah

من اباوع على روحي,, ينكسر قلبي عليه
Tak dapat ku lihat jiwaku (hilang), aku kasihan pada diriku

Lihat video Disini

Selasa, 12 Disember 2017

Cuplikan Surat Sultan Aceh.

Dalam teks surat Paduka Sri Sultan Muhammad Daud Syah yang diterjemahkan oleh Sayyid ‘Ali bin Syihab ke dalam Bahasa Arab disebutkan demikian:

"..لقد خدعونا ومكروا بنا الكفرة الملاعين أعداء الله الهولاندا من غير جرم ولا ذنب حربونا وقتلوا رجالنا وأخذوا بلداننا ودمروا مستعمراتنا وخربوا مساجدنا وديارنا ومقامات الأولياء والصالحين وأحرقوها بالنيران ومقامات أجدادي وأبائي من السلاطين أحرقوها بالنيران فهذه أعظم استهانة بالدين الاسلام وقد بلغ الآن من ابتداء الحرب خمسة وعشرين سنة وهو لم يقف فيها المحاربة بيننا.."

“... Orang-orang kafir Belanda yang terkutuk dan musuh Allah itu telah memperdaya dan menipu kami tanpa apapun kesalahan yang kami lakukan. Mereka memerangi kami, membunuh orang-orang besar kami, merampas negeri-negeri kami serta menghacurkan wilayah-wilayah taklukan kami. Mereka juga meruntuhkan masjid-masjid kami, menghancurkan kampung-kampung kami serta kubur-kubur auliya yang shalih. Semua itu mereka bumihanguskan. Begitu pula dengan kubur-kubur para sultan yang adalah kakek-nenek kami, semuanya mereka bumihanguskan. Ini adalah penghinaan terbesar bagi Agama Islam. Dan sejak awal perang sampai dengan sekarang telah berlalu 25 tahun, dan perang di antara kami belum berhenti..”

By Mizuar Mahdi

Isnin, 11 Disember 2017

Efek Kopi, Dapat Melahirkan Pemberontak.


Membaca terus-menerus, bikin mengantuk. Lalu minum kopi. Setelah minum kopi, jadinya ingin membaca terus. Lalu, membaca terus-menerus bikin kantuk datang lagi. Kemudian minum kopi lagi. Jadinya, ingin terus membaca lagi.
Begitulah di hari Ahad itu, ia sudah terlalu banyak minum kopi sehingga sudah terlalu banyak membaca. Dan ketika Abu tiba di warung kopi tepian sawah itu, si anak muda bertanya:

“Abu, apa efek baik dari terlalu banyak minum kopi?”

“Efek baiknya: kamu cenderung berpikir tentang hal-hal yang bersifat radikal.”

“Lalu, apa efek buruk dari terlalu banyak minum kopi?”

“Efek buruknya: kamu cenderung radikal dengan pikiran-pikiranmu itu, sehingga akhirnya kamu cenderung menjadi pemberontak.”

Si pemuda membatin, “Jawaban Abu ternyata singkron dengan antara membaca dan minum kopi. Yakni, kalau banyak minum kopi, akan banyak membaca; kalau banyak membaca, akan menjadi manusia ‘pemberontak’.”
***
“Oya, Abu. Kenapa di Aceh banyak warung kopi?”

“Pertanyaanmu melangkahi urutan silogisme hipotesa. Ayo, bertanya secara sistematis.”

“Oh, sorry Abu. Baik, saya revisi: kenapa orang Aceh suka memberontak pada Pusat?”

“Karena di Aceh banyak warung kopi.”
Si pemuda membatin, “Jawaban Abu memang praduga yang bersifat humor. Tapi jangan-jangan ini malah sebuah hipotesis yang kuat.”
***
“Oya, Abu, kenapa di dataran tinggi Aceh, di Tanah Gayo khususnya, orang suka minum kopi asli?”

“Di sini berudara dingin; minum kopi asli pun tak bikin otak panas.”

“Lalu, kenapa di jalur Pantai Utara-Timur orang lebih cenderung minum kopi yang sudah dicampur dengan bahan-bahan lain seperti beras, jagung, gambir, pinang dan berbagai rempah?”

“Itu untuk menjinakkan zat kafein agar tidak terlalu merangsang psikoaktifmu. Ini hasil warisan pemikiran dan kearifan Indatu orang Aceh sejak zaman dahulu. Pantai Utara-Timur adalah jalur Aceh pesisir yang berudara panas. Di sini, minum kopi campuran saja namun begitu banyak muncul pemberontak. Bayangkan jika mereka tiap hari minum kopi arabica asli.”

Selasa, 5 Disember 2017

Penyebab Fakir

Penyebab Fakir
1. Membiarkan sarang laba laba yang ada di rumah.
2. Tidur telanjang bulat.
3. Makan pada saat junub.
4. Menganggap sepele jatuhnya butir makanan pada saat makan.
5. Mmbakar kulit bawang putih atau merah.
6. Menyapu rumah dimalam hari.
7. Membiarkan sampah dirumah.
8. Berjalan di hadapan masyayikh/Guru.
9. Memanggil orangtua dg menyebut namanya.
10. Membasuh tangan dengan lumpur.
11. Meremehkan shalat.
12. Menjahit Pakaian pada saat sedang dipakai.
13. Cepat keluar dari Masjid
14. Berangkat pagi ke pasar
15. Pulang akhir dari pasar.
16. Membiarkan wadah/piring dll tidak segera dicuci.
17. Menggunakan sisir yang giginya sudah ada yang patah.
18. Tidak mendo'akan orangtua.
19. Memakai celana sambil berdiri.
20. Kikir, Terlalu Irit,  Boros, Terlalu Banyak Tidur,  Dan lain sebagainya.
ref.  albujairimi 'alalkhathib bab sunnah wudhu'

Jumaat, 1 Disember 2017

Biografi Pemimpin Kita

*Happy Milad Untuk pemimpin kita(tanyoe)*

*BIODATA PEMIMPIN KITA ﷺ *

🖌 *Nama* : _Muhammad bin Abdullah bin Abdul Muththalibs bin Hashim_.

🖌 *Tarikh lahir :* _*Subuh hari Isnin, 12 Rabiulawal bersamaan 20 April 571 Masehi* (dikenali sebagai Tahun Gajah; karena peristiwa bala tentara gajah Abrahah yang menyerang kota Ka'bah)

🖌 *Tempat lahir* : Di rumah Abu Thalib, Makkah Al-Mukarramah.
🖌 *Nama bapak* : Abdullah bin Abdul Muththalib bin Hashim.
🖌 *Nama ibu* : Aminah binti Wahab bin Abdu Manaf.
🖌 *Pengasuh pertama* : Barakah Al-Habsyiyyah (digelar Ummu Aiman. Hamba perempuan bapak Rasulullah ﷺ ).
🖌 *Ibu susu pertama* : Thuwaibah (hamba perempuan Abu Lahab).
🖌 *Ibu susu kedua* : Halimah binti Abu Zuaib As-Sa'diah (lebih dikenali Halimah As-Sa'diah, suaminya bernama Abu Kabsyah).

*USIA 5 TAHUN*

💓 _Peristiwa pembelahan dada Rasulullah ﷺ  yang dilakukan oleh dua malaikat_ untuk mengeluarkan bahagian syaitan yang wujud di dalam hatinya.

*USIA 6 TAHUN*

💓 _Ibunya Aminah binti Wahab ditimpa sakit dan meninggal dunia_ di Al-Abwa '
(sebuah kampung yang terletak di antara Makkah dan Madinah, baginda diasuh oleh Ummu Aiman (hamba perempuan bapak Rasulullah ﷺ )
dan dibiayai oleh datuknya Abdul Muththalib.

*USIA 8 TAHUN*

💓 _Datuknya, Abdul Muththalib pula meninggal dunia_.
Baginda diasuh oleh bapak saudaranya, Abu Thalib.

*USIA 9 TAHUN* (Setengah riwayat mengatakan pada usia 12 tahun).

💓Bersama bapak saudaranya, Abu Thalib bermusafir ke Syam atas urusan perniagaan.

💓Di kota Busra, negeri Syam, seorang pendeta Nasrani bernama Bahira
(Buhaira) telah bertemu ketua-ketua rombongan untuk menceritakan tentang
pengutusan seorang nabi di kalangan bangsa Arab yang akan lahir pada masa itu.

*USIA 20 TAHUN*

💓Terlibat dalam peperangan Fijar. Ibnu Hisyam di dalam kitab 'Sirah', jilid1, halaman 184-187 menyatakan pada ketika itu usia Muhammad ﷺ  ialah
14 atau 15 tahun. Baginda menyertai peperangan itu beberapa hari dan berperan dlm  mengumpulkan anak-anak panah saja.

💓Menyaksikan ' perjanjian Al-Fudhul ' ; perjanjian damai untuk memberi pertolongan kepada orang yang didzalimi di Makkah.

*USIA 25 TAHUN*

💓Bermusafir kali kedua ke Syam atas urusan perniagaan barangan Khadijah
binti Khuwailid Al-Asadiyah.

💓Perjalanan ke Syam ditemani oleh Maisarah; lelaki suruhan Khadijah.

💓Baginda Rasulullah ﷺ  bersama-sama Abu Thalib dan beberapa orang bapak saudaranya yang lain pergi berjumpa Amru bin Asad (bapak saudara Khadijah) untuk meminang Khadijah yang berusia 40 tahun ketika itu.

💓Mas kawin baginda kepada Khadijah adalah sebanyak 500 dirham.

*USIA 35 TAHUN*

💓Banjir besar melanda Makkah dan meruntuhkan dinding Ka'bah.

💓Pembinaan semula Ka'bah dilakukan oleh pembesar-pembesar dan penduduk
Makkah.

💓Rasulullah ﷺ  diberi kemuliaan untuk meletakkan *'Hajarul-Aswad'* ke
tempat asal dan sekaligus meredakan perselisihan saat peletakan batu tersebut.

*USIA 40 TAHUN*

💓Menerima wahyu di gua Hira' sebagai pelantikan menjadi Nabi dan Rasul akhir zaman.

*USIA 53 TAHUN*

💓Berhijrah ke Madinah Al-Munawwarah dengan ditemani oleh Sayyidina Abu Bakar As-Siddiq.

💓Sampai ke Madinah pada tanggal 12 Rabiulawal / 24 September 622M.

*USIA 63 TAHUN*

💓Wafatnya Rasulullah ﷺ  di Madinah Al-Munawwarah pada hari Isnin, 12 Rabiulawal tahun 11Hijrah / 8 Juni 632 Masehi.

*ISTERI-ISTERI RASULULLAH ﷺ *

💚 Khadijah Binti Khuwailid.
💚 Saudah Binti Zam'ah.
💚 Aisyah Binti Abu Bakar (anak Sayyidina Abu Bakar).
💚 Hafsah binti 'Umar (anak Sayyidina 'Umar bin Al-Khattab).
💚 Ummi Habibah Binti Abu Sufyan.
💚 Hindun Binti Umaiyah (digelar Ummi Salamah).
💚 Zainab Binti Jahsy.
💚 Maimunah Binti Harith.
💚 Safiyah Binti Huyai bin Akhtab.
💚 Zainab Binti Khuzaimah (digelar 'Ummu Al-Masakin', Ibu Orang Miskin).

*ANAK-ANAK RASULULLAH ﷺ *

1.💜 Qasim
2.💜 Abdullah
3.💜 Ibrahim
4.💜 Zainab
5.💜 Ruqaiyah
6.💜 Ummi Kalthum
7.💜 Fatimah Al-Zahra'

*ANAK TIRI RASULULLAH ﷺ *

💙 Halah bin Hind bin Habbasy bin Zurarah at-Tamimi (anak kepada Sayyidatina Khadijah bersama Hind bin Habbasy. Ketika menikah  dengan Rasulullah, Khadijah adalah seorang janda).

*SAUDARA SEPER SUSUAN RASULULLAH ﷺ *

*_IBU SUSUAN/SAUDARA SUSUAN_*
1. Thuwaibah → Hamzah
2. Abu Salamah → Abdullah bin Abdul Asad

*_SAUDARA SUSUAN_*
1. Halimah Al-Saidiyyah → Abu Sufyan bin Harith bin Abdul Muthallib
2. Abdullah bin Harith bin Abdul ' Uzza
3. Syaima ' binti Harith bin Abdul ' Uzza
4. 'Aisyah binti Harith bin abdul ' Uzza

*BAPAK DAN IBU SAUDARA RASULULLAH ﷺ *
( _ANAK-ANAK KEPADA ABDUL MUTHTHALIB_)

1. Al-Harith
2. Muqawwam
3. Zubair
4. Hamzah ***
5. Al-Abbas ***
6. Abu Talib
7. Abu Lahab (nama asalnya Abdul Uzza)
8. Abdul Ka'bah
9. Hijl
10. Dhirar
11. Umaimah
12. Al-Bidha (Ummu Hakim)
13. Atiqah ##
14. Arwa ##
15. Umaimah
16. Barrah
17. Safiyah (ibu kepada Zubair Al-Awwam) ***