Isnin, 16 Ogos 2021

DUA BUKU SEJARAH ACEH YANG MESTI DI MILIKI OLEH PEMUDA ACHEH.

Di tulis oleh Nab Bahany
Pertanyaan awalnya, apa yang membedakan buku "Aceh Sepanjang Abad" yg ditulis H. Muhammad Said, dan diterbitkan pertama kali tahun 1961, dengan buku "Tarikh Aceh dan Nusantara" yang ditulis H.M. Zainuddin, yg diterbitkan pertama kali juga tahun 1961.

Dua buku yg tergolong maha karya tentang sejarah Aceh ini, sampai hari ini setahu saya, belum ada satu orang pun (sarjana sejarah), yg mencoba utk membandingkan (membedah) kedua isi buku yg sangat momental dlm menulis tentang sejarah Aceh ini. Ini menarik utk diperbincangkan dlm memahami sejarah Aceh secara lengkap.

Belum sah rasanya, ketika seseorang menulis sejarah Aceh dlm berbagai aspeknya, apa bila belum mengutip buku "Aceh Sepanjang Abad" (Muhammad Said) dan buku "Tarikh Aceh dan Nusantara" (H.M. Zainuddin).

Sebab, walau bagaimana pun, dua buku ini adalah buku rujukan awal dlm memahami sejarah Aceh. Apa lagi dua buku ini masing-masing ditulis dgn periodesasi yg sangat lengkap, mulai dari awal sejarah Aceh hingga berakhirnya perang Belanda di Aceh. 

Ini jelas teruraikan dlm "Aceh Sepanjang Abad" karya Muhammad Said. Itu sebabnya, Muhammad Said membagikan "Aceh Sepanjang Abad" itu dlm 2 jilid. Jilid pertama, berisikan dari sejarah awal mula Aceh hingga hingga berakhirnya kesultanan Aceh. 

Jilid 2 "Aceh Sepanjang Abad" lebih kepada pembahasan perang Belanda di Aceh, dgn sumber dan tokoh-tokoh perang Aceh yg sangat lengkap. Sejauh yg saya pelajari Muhammad Said dlm menulis "Aceh Sepanjang Abad" tergolong sangat objektif.

Lalu bagaimana dgn maha karya "Tarikh Aceh dan Nusantara" yg ditulis H.M Zainuddin. Setelah saya pelajari, antara "Tarikh Aceh dan Nusantara" dgn "Aceh Sepanjang Abad", adalah dua buku sejarah Aceh yg saling melengkapi kekurangan dan kelebihan.

Cuma sayangnya, buku "Tarikh Aceh dan Nusantara" yg ditulis H.M Zainuddin jilid ke 2 nya tdak sempat dicetak. Nakah "Tarikh Aceh dan Nusantara" jilid 2 yg sebenarnya sdh siap naik cetak tiba-tiba Rumah H.M Zainuddin di Medan terendam benjir. Naskah "Tarikh Aceh dan Nusantara" yg masih dlm bentuk tensilan itu hilang dlm banjir tersebut. 

Hal itu saya tahu ketika saya mencetak ulang "Tarikh Aceh dan Nusantara" jilid 1 dlm edisi ejaan yg kita sempurnakan tahun 2011, yg  diterbitkan oleh lembaga saya, yaitu Lembaga Studi Kebudayaan dan Pembangunan Masyarakat (LSKPM) Aceh.

Utk cetak ulang "Tarikh Aceh dan Nusantara" tahun 2011, saya harus minta izin pada ahli waris H.M Zainuddin di Medan, termasuk membayar royalti sekaligus kpd ahli waris, yaitu bapak Husni Zainuddin (anak H.M Zainuddin) di Medan.

Waktu itulah, pak Husni Zainuddin menceritakan soal naskah "Tarikh Aceh dan Nusantara" jilid 2 yg tdk sempat dicetak, kerana tensilan naskahnya hilang saat rumahnya di landa banjir.

"Semua naskah "Tarikh Aceh dan Nusantara" jilid 2, yg sebenarnya sdh siap dicetak, saya yg ketik," jelas Husni anak H.M Zainuddin pada saya saat itu.

Sayang sekali memang, sekiranya naskah "Tarikh Aceh dan Nusantara" jilid 2 itu saat itu sempat dicetak, betapa sangat membatu referensi kita dlm memahami sebuah periodesasi sejarah perang Belanda di Aceh.

Karena, dlm "Tarikh Aceh dan Nusantara" jilid 2 itu, H.M Zainuddin mengupas periodesasi sejarah Aceh dari sejak Belanda menduduki Aceh, hingga masuknya Jepang sampai Indonesia Merdeka.

Tapi, terlepas dari itu, yg jelas buku "Aceh Sepanjang Abad" dan buku "Tarikh Aceh dan Nusantara" adalah dua buku penting yg harus dibaca oleh siapa saya yg hendak berbicara soal sejarah Aceh.

Tiada ulasan:

Catat Ulasan