Selamat 16 Tahun Hari Damai Aceh, 15 Agustus 2005 - 15 Agustus 2021.
Hari ini enam belas tahun yang lalu, setelah 30 tahun lebih Aceh berkonflik politik dan bersenjata dgn Republik Indonesia.
Entah berapa ribu nyawa menjadi syuhada. Kita ingat peristiwa demi peristiwa. Bagaimana sungai Arakundoe berubah merah dgn daerah, Simpang KKA nembabi buta, rumah gedung Arun juga tak pernah lupa, desa Cet Keng Bandardua menjadi desa janda. Bantaqiah Beutong Ateuh disiram dgn senjata.
Kenapa kita mudah lupa. Seakan hari ini tak pernah tejadi apa-apa. Sehingga terkesan berfoya-foya di atas darah syuhada. Semestinya di hari damai tiap 15 Agustus sejak 2005, adalah hari berlangsungkawa bagi syuhada-syuhada yg telah tiada.
Benar, pejuangan selalu menuntut pengorbanan. Dan mereka telah memberikannya. Bukan hanya cinta, tangis, dan air mata. Nyawa telah dikorbankan utk masa depan anak negeri. Namun harapan cinta rangkaian janji, tangis dan air mata berubah jadi hampa.
Duhai Aceh, enam belas tahun hari ini engkau berdamai, kenapa engkau termiskin di Sumatera? Padahal sudah 60 triliun dana Otsus dari Jakarta engkau kelola. Siapa yg berfoya-foya tega mengalih pembangunan rumah dhu'afa.
Aceh, hari ini 16 tahun sudah engkau ikrarkan damai, membangun anak negeri, yatim piatu dan perempuan-perempuan janda di gampong-gampong dan desa-desa, yang ayah-suaminya telah syuhada. Saat jam malam mendera, saat DOM membabi buta, engkau tak bedaya membela sesama saudara.
Maka biarlah semua luka nestapa itu tercatat dalam sejarah. Siapa yang benar dan salah dalam setiap perjuangan akan terbukti di kemudian hari.
Di Tulis Oleh Nab Bahany
Tiada ulasan:
Catat Ulasan