Di tulis Oleh Nab Bahany
Apa yang salah dengan mental bangsa ini? Sehingga, Presiden Jokowi pada awal periode pertama 2014 memimpin Indonesia, harus menyerukan revolusi mental bagi bangsa Indonesia.
Apakah mental kita sebagai bangsa Indonesia sudah demikian bobrok? Kalau memang itu kenyataan dalam kita berbangsa dan bernegara, yang tak lagi taat pada aturan, tak lagi menjunjung tinggi nilai moral dan etika.
Maka, mungkin revolusi mental yang diserukan Presiden Jokowi di awal jilid pertama kepemimpinannya dulu, harus menjadi program dari pembangunan manusia Indonesia yang sudah lama sekali terabaikan.
Merevolusikan mental bangsa--bila dianggap sudah demikian bobrok--bukanlah sebuah slogan harapan kosong. Rakyat menunggu perubahan, untuk keluar dari kejunuhan dan sikap apatisnya terhadap penyelenggaraan negara yang solit dan berwibawa.
Maka revolusi mental bagi sebuah bangsa bukan retorika, tapi sebuah gerakan nyata yang memerlukan konsep dan strategi kebudayaan, yang mengarah pada penyadaran seluruh komponen bangsa, untuk kembali ke dasar tujuan berbangsa dan bernegara, sebagaimana yang dicita-citakan oleh para pendiri republik ini.
Demikian inti dari tulisan yang saya buat tahun 2015, dalam mengkritisi "program revolusi mental" bangsa, yang diserukan Presiden Jokowi di awal jilid pertama kepemimpinannya dulu. Lalu apakah gerakan revolusi mental yang diserukan presiden Jokowi saat itu sudah berhasil atau tidak, semua itu terpulang kepada publik untuk menilainya.
--------------------------
Dan tulisan ini telah disiarkan di Mingguan "Pikiran Merdeka", edisi 99, 23-29 Novemver 2015.
Tiada ulasan:
Catat Ulasan