Jumaat, 11 Jun 2021

Surat Ratu Victoria yang Tidak Sampai


Menarik perhatian persoalan di sekitar 
kedatangan sesuatu perutusan kepada pihak Aceh di saat saat Belanda hendak memulai melaku kan penyerangannya terhadap Kerajaan Aceh Darussalam

Bukan suatu kebetulan, bahwa dalam bulan Desember itu juga sudah berlabuh di Kuala Aceh sebuah kapal perang Inggris yang bernama "Thalia". 

Seorang kolonel Inggeris bernama Woolcombe yang dikabarkan sengaja diantarkan oleh kapal perang ;Belanda, bermaksud hendak menyampaikan sepucuk surat pribadi ratu Victoria dari Inggris untuk Sultan Aceh. 

Menurut yang diumumkan adapun kandungan surat tersebut adalah untuk "menginsafkan" Sultan Aceh agar jangan melawan Belanda dengan kekerasan, tapi sediakanlah diri untuk berdamai menurut kemauan Belanda. 

Ada beberapa lama kolonel Woolcombe masih terdiam di kapal.Suatu sumber mengatakan bahwa mendaratnya kolonel Woolcombe tidak dikehendaki oleh Belanda jika dalam sementara 
itu Belanda harus menghentikan penyerangannya. 

Dalam pada itu Woolcombe sendiri tidak yakin bahwa suratnya akan disampaikan oleh Belanda atau akan mencapai tujuannya (sebagai satu surat yang datangnya dari sebuah kerajaan yang non-combatant) jika surat itu dipercayakan saja kepada Belanda untuk menyampaikannya. 

Di lain pihak, Belanda dari pihaknya tidak dapat menjamin keselamatan jika kolonel Woolcombe sendiri atau seseorang pembesar Inggeris lainnya turun ke darat bersama sama dengan 
pembesar Belanda untuk menyampaikan surat itu. 

Demikianlah, hasilnya surat ratu Victoria tidak dapat disampaikan,dan kolonel Woolcombe pulang percuma ke negerinya. 

Keterangan lebih lanjut di sekitar perutusan ratu Victoria ini  tidak diperoleh.Tapi menghubungkannya dengan berita "tewasnya" Sumo Widikjo terbukalah jalan untuk percaya bahwa 
Belanda mencurigai kandungan perutusan kolonel Woolcombe dan 
isi surat ratu Victoria yang tidak diketahui oleh Belanda bagaimana sebetulnya isi seluruhnya. 

Lalu tiba-tiba terdengar berita bahwa 
seorang utusan Belanda, Sumo Widikjo telah terbunuh. Tidaklah mengherankan jika dengan peristiwa ini Belanda mengharapkan bahwa kolonel Woolcombe akan memilih lebih baik pulang saja daripada memaksakan diri pergi ke darat dengan dua risiko, per-
tama dari pihak Belanda dan kedua, dari pihak Aceh.ratu Viktoria

Credit Fb Adi Fa

Tiada ulasan:

Catat Ulasan